Selagi Ada Umur
Habib Ali Zaenal Abidin Al Hamid - “Allah-lah yang Menciptakan kamu
dari keadaan lemah, kemudian Dia Menjadikan (kamu) setelah keadaan lemah itu
menjadi kuat, kemudian Dia Menjadikan (kamu) setelah kuat itu lemah (kembali)
dan beruban.” (QS.Ar-Rum:54)
Tahapan pertama adalah lemah
karena masih kanak-kanak. Tahapan ketiga juga lemah yakni masa tua.Oleh karna
itu Allah tidak zalim pada hambanya. Seseorany di masa mudanya (tahap
pertengahan) kalau diisi dengan amal kebaikan, bilamana dia tak mampu
melanjutkan amalnya tersebut di masa tuanya karena unsur usia tuanya, maka
Allah akan tetap memberikan ganjaran pahala disebabkan ketidak mampuanya. Amalnya putus tapi ganjaranya tetap berjalan
disebabkan bukan karena dia tak mau beramal, akan tetapi karena ketidak
mampuanya untuk melakukan amal di masa tua. Semua itu tergantung apa yang dia
lakukan di tahap pertengahan (masa muda)
Umur 60an – 70an disebutkan Rasulullah sebagai umur pergulatan dengan
maut. Rasulullah bersabda “Umur umatku antara 60 - 70 tahun dan sedikit yang
lebih daripada itu.” Dalam hadits lain beliau juga bersabda “Umur yang patutnya
umatku ini menuai adalah 60 – 70 tahun.” Maksudnya apa? Yakni umur dimana
waktunya untuk berhenti bekerja dan tinggal petik hasil, maksudnya selama ia
muda mesti banyak beramal, dan masa tua adalah masa menuai amal (ambil
fadhilahnya).
Allah menceritakan didalam Al Qur’an tentang orang-orang yang
minta umurnya ditambah ketika sudah habis, dalam Surat Al Fatir : 37
“Dan mereka berteriak
di dalam neraka itu: "Ya Tuhan kami, keluarkanlah kami niscaya kami akan
mengerjakan amal yang saleh berlainan dengan yang telah kami kerjakan".
Dan apakah Kami tidak memanjangkan umurmu dalam masa yang cukup untuk berfikir
bagi orang yang mau berfikir, dan (apakah tidak) datang kepada kamu pemberi
peringatan? maka rasakanlah (azab Kami) dan tidak ada bagi orang-orang yang
zalim seorang penolongpun.” (Q.S.Al Fatir:37)
Sudahlah diberi umur tak sadar, lebih dari itu diberi peringatan untuk
lebih menyadarkanpun juga tak sadar-sadar. Apa lagi yang bermanfaat buat
dirinya? Kalaupun dikembalikan ke dunia lagi, dia akan buat hal yang sama.
Salah satu peringatan / tanda dalam hal ini adalah rambut putih.
Suatu hari Nabi Ya’qub As. didatangi
oleh malaikat maut...
Nabi Ya’qub: “Wahai malaikat maut, kau kemari untuk
ziarahi aku / untuk cabut nyawaku?”
Malaikat maut: “Aku kemari untuk menziarahi kamu”
Nabi Ya’qub: “Bolehkah kau tunjukkan padaku tanda-tanda
bila kau datang untuk cabut nyawaku?”
Malaikat Maut: “Ya, aku
akan beri tanda”
Berlalu beberapa lama, Malaikat
maut datang kembali...
Nabi Ya’qub: “Wahai malaikat maut, kau kemari untuk
ziarahi aku / untuk cabut nyawaku?”
Malaikat maut: “Aku kemari untuk cabut nyawa kamu”
Nabi Ya’qub: “Wahai malaikat maut, bukankah kau sudah
berjanji akan beri tanda jika kau hendak cabut nyawaku?”
Malaikat Maut: “Aku sudah beri kamu lebih dari 1 tanda.
Bukankah dahulu jalanmu segak, sekarang mulai
slow? Bukankah kamu dahulu tegap, sekarang mulai bongkok? Bukankah rambut kamu
dahulu hitam, sekarang muali putih?
Ini adalah bahagian dari
peringatan. Kalau jalan kita dah mengah (terengah-engah), Ha... ingat umur kita
tidak seperti dulu. Rambut putih, janggutpun juga. Semakin diberi peringatan
lebih...
Dahulu Para Masyayikh dan
Habaib kalau usianya sudah 40 tahun, maka tilamnya (tempat tidur) dilipat, tak
ada waktu untuk tidur malam... tapi untuk Qiyamul lail, tidurpun sebentar saja.
Zaman kita sekarang semakin kita tua tilamnya semakin bagus entah karena
masalah tulang belakangnya kah, tulang rusuknya. Tilamnya seperti diberi mesin
supaya lurus badanya, makin nyaman tidurnya... Lailahailallah. Zaman yang sudah
bertolak belakang, kata Imam Al Haddad.
Tidak salah seseorang itu
memiliki angan-angan panjang umur, tapi yang salah orang yang ingin panjang
umur semata-mata untuk menikmati dunia saja dan tidak berfikir untuk amal.
Baginda Rasulullah SAW. pernah mengadukan pada Allah terkait umur umatnya yang
terlalu pendek sehingga tiada terluang waktu untuk memperbanyak amal. Maka
Allah menganugerahkan kepada umat Nabi Muhammad dengan Malam Lailatul Qodr yang
lebih utama lebih dari 1000 bulan, sehingga dengan amalan itu mendapat lipat
ganda umur. Kalau 1000 bulan sekitar 82 tahun, kalau 10x dapat malam Lailatul
Qodr kalikan saja menjadi 820 tahun. Sehingga apabila umat Nabi Muhammad
bangun untuk melakukan amal di malam
Lailatul Qodr, maka samalah seolah-olah ia bangun beramal selama 1000 bulan
Kata Imam Al Haddad “Perhatikanlah
tersebut, anda akan mendapatinya jelas sekali kurnia Allah dengan berkat do’a Rasulullah
dan kemuliaan kepribadianya. Disamping Nabi Muhammad SAW. sangat memperhatikan
umatnya, dan juga agar umatnya suka serta membiasakan diri untuk mengerjakan
berbagai-bagai kebajikan. “
Mudah-mudahan Allah
memberikan kita umur yang berkat dan ilham untuk memanfaatkan umur serta
penghujungnya khusnul khotimah. Amin Ya Robbal Alamin...
Sumber:
Habib Ali Zaenal Abidin
Al Hamid
Darul Murtadza
0 Response to "Selagi Ada Umur"
Post a Comment