Umat Islam Makar dan Teroris? Kami Bela Agama Allah
Ustad Tengku Zulkarnaen
Dihadang Suku Dayak
Sekarang ulama bicara kebenaran
dituduh teroris. Ulama mencegah kebenaran, umat islam kumpul bela agama dituduh
teroris. Kemarin saya diundang di Kalimantan Barat, saya berangkat dari
Pontianak kemudian mendarat, saya dihadang oleh sekitar 30 orang dayak lengkap dengan mandau.
Dibeberkan spanduk “Bubarkan FPI, Anti Pancasila, dst…” Kemudian saya turun di
depan pintu, dipeganglah jubah saya, saya geser sedikit, pegang lagi geser
lagi. Ada senjata saya tangkis gak kena, kata pramugari “Masuklah pak… masuk.”
Kenapa harus masuk, kalau masuk justru bahaya mereka bisa masuk, tapi kalau di
depan pintu mereka masuk 1 1. Singkat cerita saya disuruh pulang dulu oleh
polisi, esoknya sudah tidak ada masalah. Wakil Bupati minta maaf, Ketua dewan
adat dayak juga minta maaf, Kata ketua adat itu bukan dari mereka.
Yang jadi masalah kenapa senjata
tajam bisa masuk sampai depan pintu pesawat, padahal kita bawa gunting saja
disita, tapi golok / Mandau bisa masuk, ini satu keanehan. Alasannya untuk
menyambut gubernur, padahal gubernur tidak jadi dating. Mustahil terbang 37 menit gubernur tidak datang
lalu ajudannya tidak dapat laporan. Kedua, kenapa ada spanduk tolak FPI. Ketiga
disana ada ayam jago, ayam jago kalau disana digigit lalu dilemparkan merupakan
tanda pernyataan perang, mana ada menyambut gubernur pakai ayam jago? Sudahlah
saya tidak masalahkan, sekarang bagaimana kalau yang bawa parang, pedang itu
orang pakai surban, baju putih, meneriakkan “Allahu akbar… Allahu akbar…” lalu
yang diserbu ketua partai politik? Pasti masuk Koran “Makar… Teroris…” Kok
polisi jadi alat penguasa, rakyatlah yang bayar pajak. Kok jadi aneh, Islam
jadi terpidana di negeri sendiri.
Umat Islam Dijajah Di
Negeri Sendiri
Saya ini Wakil Sekjen MUI Pusat,
dipilih oleh ormas-ormas islam seluruh Indonesia, bukan lewat lobby-lobby
cincay-cincay. Kadang-kadang saya heran, umat islam hamper 90% seperti anak
jajahan di negeri kita. Dikit-dikit mengancam “Teroris… Makar…” Kita ini bukan
anak penghianat. Kita orang islam bukan teroris, kita cuma minta keadilan. Kita
tidak zalim sama orang, karena kita Khalifah Allah di muka bumi. Agama di
Indonesia memang mau dihancurkan secara sistematis, dan semua orang terlibat
termasuk professor doctor ahli agama, maka dari itu seleksi guru kita.
Ada ulama mengatakan “Lebih baik
pemimpin kafir tapi jujur, daripada pemimpin mslim tapi korupsi.” Kalau orang
bodoh b isa saja tertipu, dia ini Prof. DR. tamatan Mekkah pula, pimpinan
ormas, kok jadi bodoh begitu ya? Di dalam Al Qur’an Cuma ada 4 golongan yang
selamat;
1. Golongan nabi-nabi
2. Orang-orang jujur, Nah
orang-orang jujur (shiddiq) itu 1 tingkat di bawah nabi, masak orang kafir
shiddiq? Ngaji ning ngendi kowe mas-mas (b.indonesia: Ngaji dimana kamu
bang-bang)? Mana ada kafir shiddiq
3. Orang-orang mati syahid, mana
ada kafir syahid? Mati sangit (b.indonesia: gosong) banyak. Orang mati syahid
di kuburnya tidak mati. Dia diberi makanan dan berbahagia, bisa berjumpa dengan
teman-temannya “Eh dah lama kamu disini?” “Baru 2 tahun…” Kamu dah lama?” “Ah
baru 2 hari…”
4. Orang-orang sholeh, syarat
orang sholeh adalah beriman. Mana bisa sholeh tidak beriman? , jangan yang
salah.
Seseorang bilang “Ada orang yang
menganut partai ideology tertutup, mengatakan tentang hari kiamat padahal
mereka sendiri belum kesana, menceritakan ramalan, Ya Allah … surga itu
ramalan? Yang mengatakan begitu murtad dia dari islam, wajib syahad lagi. Itu
adalah bagian rukun iman, meragukan Al Qur’an walau 1 huruf saja, murtad dia.
Yang seperti ini wajib dicegah, Awas kalau 2019 kalian pilih lagi partainya.
Kalau ada yang pilih partainya, tobat sekarang. Saya cerita agama, bukan cerita
politik.
Kasus Ahok
Kata Ahok “Dibohongi pakai Surat
Al Ma’idah: 51.” Saat itu MUI (Majelis Ulama Indonesia) langsung bersikap,
tidak mengeluarkan fatwa, karna fatwa itu lemah yang cuma diputuskan oleh 1
komisi fatwa. KH. Ma’ruf Amin mengatakan “Yang kita hadapi ini bukan sembarang
orang, penuh kekuatan seorang yang kuat. Karna di belakang yang menghina Qur’an
ini ada yang kuat. Oleh karna itu kita tidak keluarkan fatwa, kita keluarkan
Pernyataan Keagamaan.” Pernyataan Keagamaan diputuskan oleh 4 komisi, setelah
mana-mana yang dilanggar jelas,barulah diserahkan pada kami dan keluar
suratnya. Suratnya yang saya baca di ILC
(Indonesia Lawyers Club, salah satu acara TV), gara-gara itu ILC ditutup.
Tiba-tiba datanglah utusan minta supaya surat itu dicabut. Dia bilang “Pak Kyai
kalau bisa surat ini dicabut.” Kata Kyai Ma’ruf “Yang mana yang dicabut?”
Dia jawab “Yang menghina Al Qur’an /
menghina ulama.” Kata Kyai Ma’ruf “Justru itu intinya surat, kalau dicabut ya
gak ada gunanya lagi surat itu.” Lembut sekali Kyai Ma’ruf ini, coba kalau saya
“Apa... dicabut??? Sampai matipun tak akan dicabut. Lebih baik mati berkalang
tanah, daripada hidup bercermin bangkai.”
Alhamdulillah 60 Ormas Islam
seluruh Indonesia dikumpulkan oleh Din Syamsudin sepakat bahwa Ahok menghina Al
Qur’an dan menghina ulama. Tiba-tiba ada ustad bilang “Tidak...menurut saya
tidak.” Atas nama apa kau? Seluruh ormas islam semua sudah sepakat. “Oh... aku
atas nama pribadi.” Ya gak bisa, pribadimu siapa? Sudah keluar pernyataan dari
MUI masih cari saksi ahli, Apalagi yang lebih ahli dari MUI dan 60 Ormas Islam?
Kasus ahok ini bukan delik aduan, tapi delik umum. Tanpa ada yang melaporpun
sebenarnya sudah bisa ditangkap. Tapi kok gak diktangkap? Lha itu yang heran
kita. Proses seperti Lia Edden ngaku nabi palsu tangkap penjara. Ahmad musadeq
mengaku nabi di penjara juga. Cecep mengaku nabi di penjara 2 tahun, Cecep
mengaku nabi? Ditulis pakai bahasa arabpun tak bisa itu. Tahun 90 an ada nabi
namanya Tukimin ditangkap. Tukimin di marhaban kan pun tak enak “Marhaban Ya
Tukimin...”
Mencari Keadilan Hukum Di
Indonesia
Hukum kalau pandang bulu begini,
bisa pecah belah. Kita cuma mau keadilan, karna dengan keadilan itulah negara
ini makmur, aman dan sentosa. Datanglah 100ribu umat islam ke Kabareskrim,
tidak diproses. Datang 1 juta orang, presidennya malah lihat rel kereta api,
yang menerima Yusuf Kalla (Wakil Presiden). Beliau janji dalam 2 minggu
diproses. 2 minggu kemudian sudah beres. Tanggal 2 Desember datang 7 juta orang
menurut Google. Tujuannya Sholat, Dzikir, Doa lalu pulang. Cuma bawang tikar
sembahyang, air wudhu juga tidak bawa.
Kata Said Aqil “Tidak sah sholat
di tanah lapang.” Eh kata Imam Nawawi boleh sholat jum’ah di tanah lapang.
Kalah pula Imam Nawawi sama Said Aqil, inilah ngerinya indonesia. Alhamdulillah
fatwa dia tidak didengar orang. Orang NU pun tak dengar. Hadirlah 7,4 juta
orang, disediakan 10 mobil wudhu. 10 mobil untuk wudhu 7 juta orang tidak
mungkin. Berdoalah Ustad Arifin Ilham “Ya Allah...Ya Allah...Ya Allah...” Eh
hujan... wudhu semua pakai air hujan, tidak laku mobil polisi.
Tuduhan Makar
Keluarlah ancaman “Makar...”
disebarkan melalui helikopter. Bus-bus dilarang mengangkut anak-anak yang mau
ke Monas. Mereka dari Ciamis jalan kaki ke Monas 300 KM sampai bengkak berdarah
kakinya. Saya tanya “Capek kau nak?”
Mereka jawab “Tidak... Demi agama tidak capek” “Bagaimana
makananmu nak?” Mereka jawab “Oh di sepanjang jalan pak, mengemis mereka supaya
kita makan makananya. Begitu kami istirahat di masjid, datanglah ibu-ibu bawa
sop buntut dan macam-macam makanan.” Tidak ada kesusahan bagi mereka yang
membela agama Allah. Apanya yang makar?
Kewajiban Membela Agama Allah
Kita wajib membela agama. Kata
PKI “Allah tidak perlu dibela, siapa yang mengatakan Allah perlu dibela,
berarti sama dengan mengatakan Allah itu lemah.” Allah dibela bukan untuk
keperluan Allah, tapi untuk keperluan kita. Kalau agama dihina, kita wajib
membela. Allah berfirman “Wahai kamu orang beriman, jadilah kamu
penolong-penolong agama Allah. Sebagaimana Nabi Isa pernah berkata kepada Kaum
Hawariy “siapa diantara kamu yang mau menolong agama Allah?” berkata dari Kaum
Hawariy “Kamilah yang akan membela agama Allah.””
Saat itu umat terbelah
menjadi 2. Sebagian dari bani israel beriman mengikuti ajaran Allah, sebagian
yang lain kafir. Tidak ada golongan ketiga, yakni golongan tengah-tengah. “Oh
aku netral saja...” Tidak bisa, kamu bela sana / bela sana? Kalau netral anda
berarti anda membela penista agama. Paling tidak kalau tak bisa berjuang,
berangkat ke Monas, paling tidak benci di dalam hati. Tapi itu selemah-lemahnya
iman. Kalau ada kemungkaran kita hanya benci di hati, maka hancurlah agama ini
dimakan kemaksiatan.
Kalau sempat ahok ini bebas, kita
datang 20 juta orang. Kita bukan mau bunuh ahok, tapi mau supaya dihukum sesuai
pasal 156 A maksimal 5 tahun penjara. Kalau mau bunuh ahok 7,4 juta orang
kumpul tak usah pakai senjata, dikencingi saja tenggelam. Kalau bebas kita
datang rame-rame. Kata Habib Rizieq “Lontar jumroh.” Kalau 20 juta orang bawa 7
batu, 140 juta batu hilang jakarta.
Ya Allah jadikanlah kami
Mujahiddin yang membela agama kami dengan seluruh darah, air mata dan harta
kami. Jadikan kami pejuang agama kami, begitu juga istri, anak, cucu kami
sampai hari kiamat. Amiin...
Sumber:
Ustad Tengku Zulkarnaen (Wakil Sekjen MUI Pusat)
Taffaquh Video
0 Response to "Umat Islam Makar dan Teroris? Kami Bela Agama Allah"
Post a Comment