Kemuliaan Qiyamul Lail
Habib Ahmad bin Novel - Rasulullah bersabda bahwasanya
Allah menyeru kepada hambanya ketika 1/3 malam. Allah berkata “Apakah
ada dari hamba-hambaku yang mohon pengampunan, niscaya aku ampuni dosa-dosanya,
yang berdoa niscaya aku ijabah doa-doanya, yang meminta kepadaku permintaan dan
permohonan, niscaya aku berikan.” Allah menjadikan waktu tersebut sebagai
saat diijabah. Ulama mengatakan bahwa saat itu (1/3 malam) menjadikan saat-saat
diijabah karena saat itu Nabi Muhammad dilahirkan. Sedangkan khusus di malam
jum’at, ijabah Allah bukan saat 1/3 malam saja, akan tetapi mulai sejak maghrib
sampai matahari terbenam hingga terbit fajar.
Di Hadramaut, ada Wali Besar, Al Habib Ahmad bin Muhammad Al Muhdor.
Beliau seumurhidupnya tidak pernah meninggalkan sholat malam. Di akhir malam
kebiasaan beliau duduk termenung sambil mengatakan “Ana...ana...ana” cuma itu
doanya. Tetangga heran apa yang beliau lakukan, sehingga ditanya “Ya Habib apa
maksudmu?” Beliau menjawab “Tidakkah kalian mendengar firman Allah bahwasanya siapa
dari hamba-hambaku yang mohon pengampunan, niscaya aku ampuni dosa-dosanya,
yang berdoa niscaya aku ijabah doa-doanya, yang meminta kepadaku permintaan dan
permohonan, niscaya aku berikan. Oleh karena itu aku mengatakan
ana...ana...ana...”
Kehidupan para shalihin yang hanya sesaat mereka manfaatkan untuk
mencari keridhoan Allah SWT dengan penghambaan mereka. Mereka menjadi mulia
bukan karena harta dan kedudukan. Akan tetapi dengan menjadikan Allah sebagai
puncak harapan mereka. Ketika mereka mendahulukan Allah diatas segala-galanya,
maka Allah juga mendahulukan mereka diatas segalanya. Habib Abdullah Al Haddad
mengatakan “Mereka adalah hamba-hamba Allah yang mendahulukan Allah diatas
segalanya, menjadikan Allah puncak segala harapan, sehingga Allah menjadikan
mereka mulia diatas sekalian makhluknya. Ketika mereka menjadikan Allah diatas
segalanya, Allah menjadikan mereka hamba yang dicintai Allah. Dengan berkat
mereka segala musibah, bala’diangkat oleh Allah. Dengan berkat mereka Allah
menurunkan rahmat dan kasih sayang kepada sekalian hambanya. Kalau bukan
keberadaan mereka maka langit dan bumi akan dihancurkan Allah karena
kemaksiatan yang dilakukan oleh kita sekalian.”
Sekarang kita telah memasuki tahun baru, semoga tahun lalu diampuni
dosa-dosa kita. Tahun yang lalu bisa jadi saksi. Saksi yang bisa memasukkan
kita ke surga / menjerumuskan kita ke enraka. Siapa yang bisa mengembalikan
waktu? Tak ada yang bisa walaupun 1 detik. Imam Al Ghazali mengatakan “Setiap
tarikan nafas, setiap detik yang berlalu dari hidupmu adalah permata yang tidak
ternilai harganya.” Harta, uang berapapun kalau hilang bisa kita cari, akan
tetapi waktu walaupun 1 detik apakah mampu kita kembali? La’ Waullah (Demi
Allah tidak). Manfaatkan kehidupan kita yang sesaat ini. Waktu yang akan datang
hanya mimpi dan angan-angan. Siapa yang bisa menjamin kita hidup esok hari?
Masa depan bukan milik kita, yang kita miliki adalah saat ini.
Imam Syafi’i mengatakan “Kalau bukan karena bermunajat pada Allah di
akhir malam, dan kalau bukan karena bersahabat dengan kekasih-kekasih Allah,
maka aku tidak ingin hidup di bumi ini.” Apa yang nikmat di dunia kalau bukan
untuk bermunajat dengan Allah dan bersahabat dengan Aulia Allah. Kelezatan
hidup, kenikmatan hidup adalah milik orang-orang yang faqir dan bersimpuh pada
Allah. Ikutilah mereka, cintailah mereka. Al Imam Al Habib Ali bin Muhammad Al Habsyi mengatakan “Ikuti jejak para
aulia Allah, siapa tau ketika kau mengikuti jejak mereka, apa yang Allah
berikan pada mereka, Allah berikan juga kepadamu.”
Rasulullah bersabda “Yang baik diantara kalian adalah yang panjang
umurnya dan amal perbuatanya bagus.” Kita semua ingin panjang umur. Kalau ingin
panjang umur harus siap dengan penyakit. Cuma kita berharap pada Allah
diberikan Afiyah. Yang paling penting bukan panjang pendeknya umur, tapi
mewarnai umur kita dengan ketaatan. Pasang niat di hati kita, tekad kita agar
senantiasa taat pada Allah. Bila kita punya niat dan tekad seperti ini sudah
dicatat pahala oleh Allah walaupun belum melaksanakannya.
Mudah-mudahan Allah beri keberkahan pada kita, memaafkan kesalahan kita
tahun lalu dan beri kita umur panjang dalam ketaatan, serta diberikan khusnul
khotimah. Amiiin...
Sumber:
Habib Ahmad bin Novel
Darul Murtadza
0 Response to "Kemuliaan Qiyamul Lail"
Post a Comment