Penjara Bagi Orang Beriman dan Surga Bagi Orang Kafir


Ustad Abdul Somad - Imam Nawawi mensharahkan hadits Nabi bahwa Orang mukmin selama di dunia seperti orang yang terpenjara dari keinginan yang diharamkan oleh Allah. Tengoklah orang di penjara / jail itu, dia tak bisa hidup nyenyak, tak bisa dia banguntidur semaunya jam 8, jam 9, dia terpenjara. Kalau dia merasa “Ini rumah saya suka-suka saya mau bangun jam berapa.” Orang beriman yang terpenjara pasti bangun jam 3 jam 1 malam karena dia merasa terpenjara. Siapa yang memenjarakan? Dipenjara oleh Larangan dan Suruhan.

Ada 3 orang diberi pena oleh raja. Kata yang pertama “Apa ini pena... banyak pena dio toko,mall, aku bisa beli lebih bagus dari ini. Kata yang kedua “Masih baik dikasih pena daripada tak ada pena.” Kata yang ketiga “Aku tidak melihat pena ini, tapi aku melihat siapa yang memberikan. Pena ini adalah pena pemberian sang raja.” Kalau pemberian dari manusia saja begitu penghormatannya apalagi yang menyuruh dan melarang adalah Allah. Oleh karena itu orang beriman jangan malas untuk bangun beribadah. Orang beriman malas beribadah, ha... cari saja yang ibadahnya seminggu sekali.

Bagaimanakah makannya orang beriman ? Lihatlah orang yang dipenjara... Makananya sederhana tidak berlebih-lebih. Orang beriman makananya ada larangan, ini tak boleh, ini tak boleh, ini tak boleh (Minum khamr, menyembelih binatang untuk berhala / sajen-sajen, babi, bangkai, darah, binatang tercekik, tertanduk, terjepit).

Suatu malam, saya pulang tausyiah diajak jama’ah makan di ikan bakar. Tiba-tiba datang bapak-bapak “Pak...pak... minggir (tepi)...minggir (tepi)...” Fikir saya siapa, rupanya datang mobil besar orangnya juga besar, ternyata pejabat. Ingat betul saya peristiwa itu, kalau saya pejamkan mata teringat orangnya, pakaianya, mobilnya, ikannya pun saya ingat.  Suatu waktu saya diminta tausyiah di penjara / jail. Sampai saya kedalam, masuklah saya... mata kepala saya melihat orang yang dahulu mengusir saya sedang duduk daitas tanpa alas. Astaghfirullah...

Itulah orang beriman menahan syahwatnya ingin tidur di tempat yang tebal, ingin ini, ingin itu...Tidak ! Kau tahanlah dulu... Oleh sebab Nabi sudah menyampaikan bahwai orang beriman akan merasakan berat, tapi ini di awalnya. Setelah itu lama-lama akan ia nikmati bahwa ini luar biasa. Bagaimana rasa kopi ? Pahit... Tapi sekarang kalau tak ada kopi tak bisa.

Saya pernah merasakan makan sirih. Rasa Pahit, pedas, pedar bercampur didalam. Kata pepatah “Habis manis sepah dibuang” Sepahpun telan sekalian... Karna masih pemula makan sirih. Kalau merasakan sirih saja begitu pahitnya, apalagi merasakan nikmat sholat sunnat, munajat, sholat tahhajud, ODOJ (One Day One Juz). Jadi ada orang-orang yang mengatakan “Bingung saya ini pak ustad, Bapak itu subuh ke masjid, dhuhur ke masjid, asahar ke masjid, sampai isya ke masjid. Heran saya lihat si ibu itu iktikaf sampai malam” Itu karena dia sudah merasakan kenikmatannya, kamu belum... sehingga kamu mengatakannya pahit.


Betul kata Nabi bahwa dunia ini penjara bagi orang beriman, karena ada larangan dan ada beban. Jangan pakai sutra, jangan pakai emas, jangan pakai pakaian mewah, jangan makan ini, jangan minum ini. Kata Imam Nawawi “Kalau dia mati, disitulah dia istirahat.” Kenpa dia istirahat ? Karna dia sudah keluar dari penjara dunia. Ada orang “Kenapalah kau ini mati bang... kenapa cepat mati ?” Kamu kenapa menangis ? “Saya kasihan pak ustad nanti dia mati dimakan cacing tanah” Yang kita tangisi itu bukan dia, karna dia baru keluar dari penjara. Kitalah yang mesti ditangisi, karna kita masih didalam penjara. Saya kalau melawat jenazah keluarga, kawan, jama’ah menangis, kenapa  ustad menangis ? Engkau sudah bebas wahai saudaraku dari penjara ini, sedangkan aku masih didalam menghadapi maksiat, dosa, haram, syubhat, dosa mata, hati, otak, riba, narkoba, zina masih mengelilingi kita.

Orang yang tidak mengaji akan melihat orang yang mati itu kasihan, nanti dimakan cacing tanah, nanti tidak tidur makan bersama, hartanya ditinggal, orang tuanya ditinggal. Orang beriman tidak melihat itu akan tetapi “Saudaraku ini sudah lepas, sedangkan aku masih dalam belenggu sampai malaikat maut datang.” Seperti itulah harusnya orang beriman.

Akan tetapi bagi orang kafir, ini (dunia) adalah surga mereka. Mau tidur, tidur sepuasnya. Mau mabuk, mabuk semabuk mabuknya. Mau zina, zina sezina-zinanya sampai kena HIV/AIDS lalu mati, barulah dia masuk neraka jahanam yang kekal selamanya. “Pak ustad kenapa orang kafir itu kerjanya dosa, zina zina, narkoba, riba, hidupnya adem ayem, nyaman, tentram, senang?” Ini surga bagi dia... Buka Kitab Fiqh Sunnah bab Waqaf, orang kafir kalau berwaqaf bangun masjid maka langsung dibalas Allah di dunia. Makanya jangan heran kalau orang kafir suka sedekah, kalau sedekah banyak... kenapa ? Bagi mereka itu hoki... Karna kata dia sedekah sama orang islam itu makin bertambah rezkinya. Allah balas langsung sedekahnya, supaya apa ? Supaya di akhirat tinggal masuk neraka. “Saya kasihan pak ustad, dia orangnya baik” Klau kasihan ajaklah dia mengucapkan syahadat, maka setelah itu selamatlah dia di akhirat, maka dunia pernah jadi surga bagi dia dan akhirat pula jadi surga, dua-duanya dia dapat.


Imam Ibn Hajr Al Asqalani, seorang ahli hadits dan menjabat sebagai Hakim agung. Suatu hari beliau menunggangi kudanya yang mewah. Datanglah seorang yahudi miskin sedang jalan kaki. Yahudi berkata “Wahai hakim agung, aku pernah dengar Hadits Nabi berkata bahwa dunia ini penjara bagi orang beriman, surga bagi orang kafir. Kenapa kamu beriman naik kuda mewah, pakaian mewah (termasuk surga), tapi aku yang kafir kenapa susah” Maksud si yahudi adalah ingin mengkritik dan menyindir kebenaran hadits nabi tersebut. Imam Ibn Hajr menjawab “Hadits itu benar, Dunia itu penjara bagiku (sebagai seorang yang beriman), aku yang sedang dipenjara saja hidupku mewah begini, apalagi nanti di surga (akhirat). Sedangkan dunia ini yang jadi surgamu saja kau hidup susah begini, apalagi nanti di akhirat ?” Mendengar jawaban Imam Ibn Hajr langsung si yahudi mengucapkan syahadad dan masuk islam.

Mendengar 1 hadits saja seorang yahudi masuk islam, kita sudah berapa hadits yang dibahas ? bertambahkah keimanan kita ? Mudah-mudahan dengan mengaji bisa mengubah mindset kita.

Ini adalah penjara... Tak lama kita disini,. Akan ada kenikmatan... Allah berfirman “Bersegaralah engkau kepada ampunan, surga seluas langit dan bumi” Susah dipenjara ini sabarlah karna ini akan berakhir. Senang sekarang jangan bangga karna ini juga akan berakhir. Andai ada yang susah, sakit tidak akan terlalu menderita karna tak lama sakit ini, toh terlepas juga hidup di dunia ini. Andaipun kaya tak sombong, karna tak lama juga dia kaya disini. Dunia penjara bagi orang beriman dan surga bagi orang kafir.

Sumber:
Ustad Abdul Somad
Taffaquh Video

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Penjara Bagi Orang Beriman dan Surga Bagi Orang Kafir"

Post a Comment