Golongan Orang Munafik
Definisi
Munafik adalah
jenis sifat yang mana isi hati berbeda dengan kenyataan. Dalam syara’ munafik
bisa diartikan sebagai menampakkan keimanan dan menyembunyikan kekufuran. Jadi
orang munafik adalah orang yang secara dhohir tampak beriman kepada Allah, dia
juga sholat, puasa, zakat, dan beramal seperti orang islam lainnya akan tetapi
di dalam hatinya menyembunyikan kekufuran yang melawan Allah dan Rasulnya
Didalam ayat
alqur’an ciri-ciri orang munafik terdapat
pada Surat Huud: 5
أَلَا إِنَّهُمْ يَثْنُونَ
صُدُورَهُمْ لِيَسْتَخْفُوا مِنْهُ ۚ أَلَا حِينَ يَسْتَغْشُونَ ثِيَابَهُمْ يَعْلَمُ
مَا يُسِرُّونَ وَمَا يُعْلِنُونَ ۚ إِنَّهُ عَلِيمٌ بِذَاتِ الصُّدُورِ
“Ingatlah,
sesungguhnya (orang munafik itu) memalingkan dada mereka untuk menyembunyikan
diri daripadanya (Muhammad). Ingatlah, di waktu mereka menyelimuti dirinya
dengan kain, Allah mengetahui apa yang mereka sembunyikan dan apa yang mereka
lahirkan, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala isi hati.”
Tanda Orang
Munafik
Kita wajib
mengetahui apa saja ciri ciri orang munafik, sehingga bilamana ada orang yang
memiliki sifa-sifat tersebut, kita bisa menyebutnya sebagai orang munafik dan
berusaha menjauhinya. Ada dalil dari ayat al qur’an dan hadits nabi tentang
ciri orang munafik
a. Al Qur’an
Berikut adalah
2 ayat Al qur’an tentang munafik. Allah SWT. berfirman
مِنَ الْمُؤْمِنِينَ رِجَالٌ
صَدَقُوا مَا عَاهَدُوا اللهَ عَلَيْهِ فَمِنْهُمْ مَنْ قَضَى نَحْبَهُ وَمِنْهُمْ
مَنْ يَنْتَظِرُ وَمَا بَدَّلُوا تَبْدِيلًا
“Di antara
orang-orang mukmin itu ada orang-orang yang menepati apa yang telah mereka
janjikan kepada Allah. Maka di antara mereka ada yang gugur. Dan di antara
mereka ada (pula) yang menunggu-nunggu dan mereka tidak mengubah (janjinya).” (Al-Ahzab: 23)
الَّذِينَ عَاهَدْتَ مِنْهُمْ
ثُمَّ يَنْقُضُونَ عَهْدَهُمْ فِي كُلِّ مَرَّةٍ وَهُمْ لَا يَتَّقُونَ
“(Yaitu)
orang-orang yang kamu telah mengambil perjanjian dari mereka, sesudah itu
mereka mengkhianati janjinya setiap kalinya, dan mereka tidak takut
(akibat-akibatnya).” (Al-Anfal: 56)
b. Hadits
Berikut 2
hadis nabi tentang orang munafik. Rasulullah Muhammad SAW bersabda:
آيَةُ الْمُنَافِقِ ثَلَاثٌ إِذَا حَدَّثَ كَذَبَ وَإِذَا وَعَدَ أَخْلَفَ وَإِذَا اؤْتُمِنَ خَانَ
“Tanda-tanda
orang munafik itu ada tiga. jika berbicara ia berbohong, jika berjanji ia
ingkar, dan jika dipercaya ia berkhianat.” (HR. Bukhari)
Riwayat yang
lain dari Abdullah bin Amr R.hum, Nabi Muhammad SAW bersabda
رْبَعٌ مَنْ كُنَّ فِيهِ
كَانَ مُنَافِقًا خَالِصًا، وَإِنْ كَانَتْ خَصْلةٌ مِنْهُنَّ فِيهِ كَانَتْ فِيهِ
خَصْلَةٌ مِنَ النِّفَاقِ حَتَّى يَدَعَهَا: مَنْ إِذَا حَدَّثَ كَذَبَ، وَإِذَا وَعَدَ
أَخْلَفَ، وَإِذَا خَاصَمَ فَجَرَ، وَإِذَا عَاهَدَ غَدَرَ
“Empat
perkara, barangsiapa yang ada pada dirinya keempat perkara tersebut maka ia
munafik tulen. Jika ada padanya satu di antara perangai tersebut berarti ada
pada dirinya satu perangai kemunafikan sampai meninggalkannya: Yaitu seseorang
jika bicara berdusta, jika membuat janji tidak menepatinya, jika berselisih
melampui batas, dan jika melakukan perjanjian mengkhianatinya.”
Itulah firman
allah tentang orang munafik dan hadis tentang ciri ciri orang munafik beserta
artinya. Dengan mengetahuinya kita bisa menilai apakah seseorang itu tergolong
munafik atau tidak
Bahaya Orang
Munafik
Kisah tentang
bahayanya dan ciri ciri orang munafik dalam al qur’an terdapat pada Surat An
nisa’: 71-73
يٰأَيُّهَا الَّذِيْنَ
اٰمَنُوْا خُذُوْا حِذْرَكُمْ فَانْفِرُوْا ثُبَاتٍ أَوِ انْفِرُوْا جَمِيْعًا ٧١
71. “Wahai
orang-orang yang beriman! Bersiapsiagalah kamu, dan majulah (ke medan
pertempuran) secara berkelompok, atau majulah bersama-sama (serentak).”
وَإِنَّ مِنْكُمْ لَمَنْ
لَّيُبَطِّئَنَّۚ فَإِنْ أَصَابَتْكُمْ مُّصِيْبَةٌ قَالَ قَدْ أَنْعَمَ اللّٰهُ عَلَيَّ
إِذْ لَمْ أَكُنْ مَّعَهُمْ شَهِيْدًا ٧٢
72. “Dan
sesungguhnya di antara kamu pasti ada orang yang sangat enggan (ke medan
pertempuran). Lalu jika kamu ditimpa musibah dia berkata, "Sungguh, Allah
telah memberikan nikmat kepadaku karena aku tidak ikut berperang bersama
mereka."
وَلَئِنْ أَصَابَكُمْ فَضْلٌ
مِّنَ اللّٰهِ لَيَقُوْلَنَّ كَأَنْ لَّمْ تَكُنْ بَيْنَكُمْ وَبَيْنَهٗ مَوَدَّةٌ
يّٰلَيْتَنِيْ كُنْتُ مَعَهُمْ فَأَفُوْزَ فَوْزًا عَظِيْمًا ٧٣
73. “Dan
sungguh, jika kamu mendapat karunia (kemenangan) dari Allah, tentulah dia
mengatakan seakan-akan belum pernah ada hubungan kasih sayang antara kamu
dengan dia, "Wahai, sekiranya aku bersama mereka, tentu aku akan
memperoleh kemenangan yang agung (pula).”
Al Habib Ali
Zaenal Abidin Al Hamid menjelaskan ayat diatas tentang golongan Orang munafik
bilamana diajak untuk berperang di jalan Allah, mereka melambat-lambatkan
langkah mereka. Bahkan ada sebagian dari mereka memiliki 1000 alasan untuk
mengelak dari perang. Kaum muslimin yang membutuhkan kekuatan dan tentara saat
itu dikhianati oleh golongan orang munafik. Didalam peperangan ada 1000 kaum
muslimin yang berangkat, akan tetapi di tengah perjalanan ada 300 orang munafik
kembali ke rumahnya, sedangkan musuh ada 1000 lebih.
Mereka (kaum
munafikin) bilamana tidak ikut perang dan mengetahui kalau kaum muslimin kalah
dalam peperangan, maka mereka mengatakanb “Untung aku tidak ikut perang, Allah
selamatkan aku.” Mereka justru bersyukur sementara Allah menganggap mereka
hina. Kaum muslimin yang wafat saat perang bukan berarti mereka kalah, mereka syahid
di jalan Allah.
Bilamana umat
islam menang dalam perang, mereka mengatakan “Andai aku ikut perang dengan
mereka.” Dia menyesal tidak ikut perang bukan karena mengharap ridho Allah,
akan tetapi mengharap harta rampasan perang. Mentalnya materialistik
Habib Ali
Zaenal Abidin Al Hamid mengisahkan dalam suatu riwayat, bahwasanya ada seorang
munafik dan juga orang yahudi yang berselisih suatu masalah. Orang yahudi
berkata pada orang islam yang munafik “Lebih baik kita selesaikan kasus ini ke
Muhammad.” Walaupun yahudi tidak beriman pada rasulullah kan tetapi dia tahu
bahwa beliau orang yang jujur dan adil. Mereka pun menemuui Rasulullah. Setelah
keduanya mengemukakan hujjahnya, akhirnya kasus itu dimenangkan oleh orang
yahudi.
Orang islam
yang munafik setelah keluar dari tempat rasulullah berkata pada si yahyudi “Kita
pergi saja ke Umar bin Khattab.” Dia merasa tak puas atas putusan rasulullah,
padahal dia orang islam, akan tetapi hatinya berpaling dari islam, tidak mau
menerima apa yang telah diputuskan oleh Allah dan Rasulnya. Jumpalah mereka
berdua kepada Umar bin Khattab R.hum. Setelah diceritakan kasusnya, Umar bin
Khattab bertanya “Kenapa kau tak minta putusan kepada rasulullah?” Orang
munafik ini berkata “Aku tadi sebenarnya sudah meminta putusan ke Rasulullah, tapi
aku kesini untuk minta pendapatmu juga.” Mendengar jawaban itu Umar bin Khattab
marah dan berkata “Rasulullah sudah putuskan kasusmu, lalu kau kemari untuk
minta pendapat aku? Adakah yang lebih adil dan jujur selain rasulullah? Tunggu
sekejap ya.” Beliaupun masuk rumah lalu keluar membawa pedang ingin memenggal
leher munafik itu
Dari 2 kisah
diatas dapat kita ambil pelajaran bahwa orang munafik itu memakai pakaian islam
tapi hatinya berkhianat. Mereka berada di tengah-tengah umat islam tapi hatinya
memusuhi dan mengecewakan orang islam. Mereka menyembunyikn kekufuran di dalam
hatinya dengan menolak apa yang telah diturunkan oleh Allah melalui rasulNya.
Melawan Orang
Munafik
Kitapun kadang
menjumpai orang-orang yang seperti ini. Tak sedikit orang sekeliling kita yang
juga memiliki sifat munafik. Lalu bagaimana cara kita menyadarkannya? Apakah
ada kata-kata untuk orang munafik? Yang lebih menyakitkan lagi bilamana sifat
itu melekat pada teman dan sahabat kita. Jika Kita kita jumpai teman seperti
itu, kita wajib mencegahnya dengan perbuatan, lisan atau dengan hati.
Sebagaimana disebutkan dalam hadits:
“Barangsaiapa
diantara kalian yang melihat kemungkaran, hendaklah dia merubahnya dengan
tangannya. Apabila tak mampu maka hendaknya dengan lisannya. Dan apabila tak
mampu lagi dengan hatinya, sesungguhnya itulah selemah-lemah iman.” (HR. Muslim)
a. Mencegah
dengan tangan (Kekuatan / kekuasaan)
Bagaimana
mencegah dengan tangan? Gunakan kekuasaan, gunakan tindakan tegas bagi mereka
yang bersifat munafik, berikan sanksi, atau bentuk ketegasan lainnya. Contohnya:
Bila anda sebagai boss, atau ketua, atau siapa saja jika ada anak buah atau
teman, sahabat yang memiliki sifat munafik katakan “Kau jangan buat itu, kalau
kau buat aku denda kau, aku pecat kau, aku pukul kau! Jangan jadi Munafik!” Ini
adalah mencegah dengan tangan
b. Mencegah
dengan lisan
Bila tak mampu
dan tak memiliki kekuasaan, gunakan lisan dengan memberikan kata sindirian buat
teman munafik. Contoh: “Bro jangan kau buat itu. Jangan ingkari janjimu, jangan
kau khianati persahabatan kita. Apa kau suka persahabatan hancur hanya demi
masalah remeh?” Sindiran buat teman harus dengan kalimat yang halus, sebab dengan itu akan membuat dia setidaknya berfikir dan merenungkan perbuatannya. Jika kita kasar akan sulit dia menerimanya karena bercampur dengan emosi
c. Mencegah
dengan hati
Bila 2
tindakan diatas tak mampu kita buat, maka tolaklah sifat mereka dengan hati
kita. Yakini bahwa sifat tersebut tidak baik. Doakan mereka semoga mendapatkan
hidayah
Kata Ustadz Tengku Zulkarnain, Wasekjen MUI Pusat: "Tidak ada yang lebih effektif dalam mencegah kemungkaran selain dengan tangan (kekuatan / kekuasaan)"
Hukuman Orang
Munafik
Allah telah
mengancam bagi siapa saja yang memiliki sifat munafik, sebagaimana termaktub di
dalam al qur’an. Allah SWT. berfirman
فِي قُلُوبِهِمْ مَرَضٌ
فَزَادَهُمُ اللهُ مَرَضًا وَلَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ بِمَا كَانُوا يَكْذِبُونَ
“Dalam hati
mereka ada penyakit, lalu ditambah Allah penyakitnya. Dan bagi mereka siksa
yang pedih, disebabkan mereka berdusta.” (Al Baqarah:
10)
وَعَدَ اللهُ الْمُنَافِقِينَ
وَالْمُنَافِقَاتِ وَالْكُفَّارَ نَارَ جَهَنَّمَ خَالِدِينَ فِيهَا
“Allah
mengancam orang-orang munafik yang laki-laki dan perempuan serta orang-orang
kafir dengan neraka jahanam. Mereka kekal di dalamnya.” (At Taubah: 68)
Semoga Allah
jauhkan kita dari sifat munafik dan orang-orang munafik. Amiiin...
0 Response to "Golongan Orang Munafik"
Post a Comment