Jangan Cinta Dunia

Carilahdunia untuk bekal di akhirat

Kisah Teladan - Suatu hari ada 2 orang saudara, kakak dan adik. Sang kakak tinggal di kota besar. Ia adalah orang yang berhata. Rumahnya mewah. kendaraanya banyak dan mewah, semua serba mewah. Sedangkan adiknya hidup miskin di desa. Setiap hari ia pergi mencari ikan untuk dimakan, sehingga apa yang ia dapat itu yang ia makan. Di desa / kampungnya, ia juga seorang guru yang memiliki beberapa orang murid.

Suatu hari si adik rindu dengan kakaknya di kota, ia mengutus muridnya untuk bertemu dengan kakaknya di kota. Tidak lupa ia memberi alamat dan juga berpesan pada muridnya “Nanti biulamana telah jumpa dengan kakakku, sampaikan salamku untuknya dan mintalah padanya supaya dia memberikan nasehat untukku.” Berangkatlah murid itu menuju rumah kakak gurunya , karena telah diberikan alamat ia pun mudah menemukan kota tersebut. Setelah dicari akhirnya sampailah dia di depan rumah. Ia heran dan takjub melihat kekayaan dan kemewahan rumah kakak gurunya. Dalam hati si murid berkata “Betulkah ini rumahnya? Rumah adiknya di kampung kecil, rumah kakaknya besar seperti ini?” Karena penasaran, Murid ini pun mengetuk pintu rumah.Setelah dibuka berjumpalah ia dengan kakak gurunya.

Pemilik rumah bertanya pada si murid “SIapa?” Dijawab oleh si murid “Wahai tuan, saya kemari diutus guru saya bernama fulan yang tinggal di kampung untuk berjumpa dengan tuan. Guru saya adalah adik daripada tuan.” Kemudian si murid dipersilahkan masuk, lalu ditanya hajatnya “Ada apa adik saya mengutus kamu kemari?” Si murid berkata “Wahai tuan, kedatangan saya kemari yang pertama untuk menyampaikan salam guru saya kepada tuan. Kedua, guru saya menitipkan pesan supaya tuan memberi nasehat kepada guru di kampung.” Sejenak Sang kakak berdiam, kemudian berpesan dengan singkat “Sampaikan pada adikku,  janganlah dia cinta dunia.” Mendengar nasehat itu, murid ini terkejut dan termenung sambil berkata dalam hatinya “Eh... tak salahkah nasehat itu? Bukankah nasehat itu patutnya buat dia sendiri? Bukankah dia yang cinta dunia dengan harta, rumah, kendaraan yang mewah ini. Adiknya di kampung susah, miskin, makan hanya dari hasil memancing, itupun kalau dapat, kalau tak dapat tak makan. Hidup susah seperti itu masih disuruh jangan cinta dunia?” Akhirnya si murid ini pulang dengan perasaan geram.

Esok hari, jumpalah si murid dengan gurunya. Ia menyampaikan pesan yang ia dapat kemarin “Guru, kakakmu berpesan agar jangan cinta pada dunia.” Gurunya mendengar pesan itu langsung menangis. Muridnya pun tambah gelisah. Ia berkata “Wahai guru, bukankah sepatutnya nasehat itu untuk kakakmu?” Gurunya menjawab “Wahai muridku, kakakku tidak cinta dunia, dunia lah yang cinta pada kakakku. Itu dunia (harta, rumah, kendaraan mewah) kalau hilang dalam sekelip mata pun tak akan merubah keimanan kakaku. Sedangkan aku disini setiap hari memancing ikan masih tertanya-tanya esok aku dapat ikan / tak dapat.”

Pelajaran yang dapat kita ambil dari kisah diatas adalah

1. Jangan cinta dunia
Kita memang hidup di dunia, memerlukan apayang ada di dunia untuk hidup. Akan tetapi jangan jadikan dunia sebagai tujuan hidup. Jadikan dunia ini sebagaiu alat untuk mendekatkan diri pad Allah. Dunia hanya sementara, akhirat selamanya. Ya, memang semua orang tak mau hidup miskin, akan tetapi miskin itu juga merupakan ujian di dunia. Sesungguhnya nabi pun ingin kelak di akhirat di golongkan bersama orang-orang miskin. Bahkan nabi muhammad juga pernah berpesan pada orang-orang yang  ingin berjuang bersama beliau. Beliau berpesan pada sahabatnya “Kau harus siap untuk miskin.”

Miskin adalah ujian, kaya pun juga ujian. Untukapa kita kaya kalau tak mampu mengeluarkan yangh diwajibkan? Justru semakin kaya semakin banyak yang harus dikeluarkan, yang bilamana tidak dikeluarkan akan menjadi api nanti. Hidup miskin tapi bersabar dan ridho itu lebih mulia dan ganjaran besar di sisi Allah. Dunia ini hanya sebentar saja, kita bersabar hidup miskin hanya sesaat. Semua akan kembali pada Allah. Orrang yang pandai adalah orang yang bijak menghadapi ujian.

2. Mudah menerima Nasehat
Terkadang kita merasa tergores hati kita ketika diberikan nasehat oleh orang lain, lebih-lebih nasehat itu diberikan oleh orang yang kita tak suka, diberikan oleh usia lebih muda dari kita. Agama ini adalah nasehat, kalau kita tak bisa menerima nasehat berarti ada yang tak betul di hati kita. Kita merasa sudah hebat, merasa sombong, merasa paling baik. Naudzubillah. Terimalah nasehat darimanapun datangnya.  Bukankah Imam Syafi’I, orang yang alim, orang sholeh, yang ilmu kita tak ada sepucuk kuku beliau, masih mau menerima nasehat dari seorang penjahat. Ketika beliau pulang mencari ilmu, dirampaslah tas (bag) beliau oleh kawanan penjahat. Beliau berkata pada mereka “Tolong jangan ambil kertas-kertas itu. Itu adalah hasilku mencari ilmu selama ini.” Penjahat berkta “Jadi kau mencariilmu untuk kau tulis, supaya ingat? dan kalaukertas-kertas ini hilang / ku bakar kau tak punya ilmu lagi.” Mendengar ini Imam Syafi’i termenung dan terbuka hatinya untuk selalu mengingat dan menjalankan ilmu-ilmu yang telah ia pelajari. Beliau mendapatkan nasehat  dari penjahat dan menerimanya.

Nasehat itu memang terkadang pahit, nasehat umpama obat. Obat yang mengobati penyakit kita. Apa salahnya kita minum obat untuk menyembuhkan penyakit kita? Berkawanlah dengan orang-orang yang baik. Orang yang baik akan selalu beri kita nasehat, sebaliknya orang yang tak baik akan senantiasa puji-puji kita, kitabuat slah pun dipuji juga. Orang seperti ini orang yang memuji tapi memnghancurkan. Hadirilah majelis-majelis hikmah, majelis taklim supaya hati kita bersih dari penyakit-penyakit dan mebdapatkan nasehat agama.

Mudah-mudahan kisah ini dapat memberikan manfaat dan teladan untuk kita terapkan di kehidupan sehari-hari. Sekaligus nasehat ini untuk saya pribadi. Amiiin...

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Jangan Cinta Dunia"

Post a Comment