Mencai Air Wudhu dan Mengambil Barokah


Telah menceritakan kepada kami 'Abdullah bin Yusuf berkata, telah mengabarkan kepada kami Malik dari Ishaq bin 'Abdullah bin Abu Thalhah dari Anas bin Malik berkata, "Ketika waktu shalat Ashar tiba, orang-orang mencari air wudlu namun tidak mendapatkannya. Lalu aku melihat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam diberi air wudlu, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam kemudian meletakkan tangannya di atas bejana tersebut seraya memerintahkan orang-orang untuk berwudlu darinya." Anas berkata, "Aku melihat air keluar dari jari-jari beliau hingga semua orang sampai yang terakhir dapat berwudlu."

Hadits ini menceritakan tentang wudhu. Apakah hukum wudhu/ Hukum wudhu secara general adalah sunnah, dan akan menjadi wajib bilamana hendak melakukan sholat, membaca al qur’an ata beribadah lainnya. Jika seseorang sudah dalam keadaan berwudhu sebelum datangnya waktu sholat, maka dia hendaknya memperbaharui wudhunya. Bukan karena wudhunya yang tadi terbatal, tapi Allah perintahkan bilamana datang waktu sholat maka berwudhulah. Lalu apa hikmahnya orang wudhu? Mendapat pahala, diampunkan dosanya bilamana setelah wudhu dia menyempurnakan dengan sholat sunnah wudhu.

Tema hadits diatas mengajarkan untuk mencari air ketika hendak sholat. Mencari air maksudnya kalau tidak ada air jangan tebruru-buru tayammum sebelum mencari air, yakni mungkin bisa tanya dulu ke tetangga, bisa cari dulu ke tempat lain yang mungkin ada air. Disitu juga dijelaskan bahwa Nabi Muhammad SAW diberi air wudhu, maknanya para sahabat lebih mendahulukan Rasulullah SAW walaupun sahabat juga membutuhkan, yakni yang bisa diambil pelajaranya adalah mendahulukan orang lain daripada dirinya walaupun dirinya membutuhkan. Ketika Nabi SAW didahulukan oleh para sahabat, beliau tidak memanfaatkan air itu untuk wudhu diriya sendiri, akan tetapi beliau juga berbagi dengan sahabat yang lain melalui mukjizat beliau yang mengeluarkan air dari jari jemari beliau. Beliau tidak merasa “Ah memang aku ini orang mulia, aku patut didahulukan” beliau tidak ingin dalam keadaan nyaman sementara sahabatnya susah, beliau senantiasa memperhatikan keadaan sahabatnya dan berbagi bersama

Bebricara tentang mukjizat, tidak ada mukjizat yang Allah berikan pada para nabi-nabi kecuali contoh mukjizat itu diberikan kepada Nabi Muhammad yang lebih hebat lagi dari nabi-nabi yang lain. Kalau nabi Muhsa diberi mukjizat dapat memukul batu dan mengeluarkan air itu adalah hal yang wajar sebab mata air di gunung itu daripada batu juga, tapi mengeluarkan air dari tangan adalah lebih luar biasa. Kalau Nabi Sulaiman punya kerajaan yang dapat memimpin hewan dan bisa berbicara dengan hewan, Nabi Muhammad justru berbicara dengan pohon. Dalam sejarah tak ada nabi sulaiman berbicara dengan pohon, yang ada dengan hewan saja. Nabi Musa juga bisa mengubah tongkat menjadi ular, tapi Nabi Muhammad mengubah ranting yang kering menjadi pedang. Nabi Musa mampu memukul lautan sehingga terbelah lautan, tapi Nabi SAW ketika menghantar tentara untuk berperang. tentara itu diketuai seorang sahabat, sampailah tentara itu di lautan. Saat itu tak ada perahu untuk menyeberangi lautan. Akhirnya sahabat itu mengucapkan “bismillah” lalu melangkahlah kuda itu di atas lautan, sehingga bunyi tapak kaki kuda itu umpama bunyi batu, walaupun yang dipijak adalah air. Musuh melihat dari jauh tentara Raulullah berjalan diatas air, mereka pun tak jadi perang. Ini adalah keajaiban dari sahabat rasulullah, apalagi Rasulullah nya.

Peristiwa tersebut juga bagian dari karomah / keramat (kejadian luar biasa yang diberikan pada orang-orang yang dekat dengan Allah), sedangkan mukjizat (kejadian luar biasa yang diberikan kepada para nabi). Peliknya zaman kita sekarang problem terletak pada orang yang mendakwa dirinya keramat dan orang yang melihat orang itu keramat. Sebenarnya orang itu tak keramat tapi dia ingin tunjuk keramat, orang-orang pun percaya dan sanjung dia. Kalau yang salah orangnya / pengikutnya jangan salahkan keramatnya. Keramat itu ada dalam Al Qur’an (Kisah orang alim di zaman nabi sulaiman yang mampu mendatangkan singgasana ratu balqis) dari zaman rasulullah sampai sebelum zaman sebelumnya

Telah menceritakan kepada kami Malik bin Isma'il berkata, telah menceritakan kepada kami Israil dari 'Ashim dari Ibnu Sirin berkata, "Aku berkata kepada Abidah, "Kami memiliki rambut Nabi shallallahu 'alaihi wasallam yang kami dapat dari Anas, atau keluarga Anas.' Ia lalu berkata, "Sekiranya aku memiliki satu helai rambut Rasulullah, maka itu lebih aku sukai daripada dunia dan seisinya."

Ini adalah bagian dari atsar (hal-hal peninggalan nabi muhammad SAW). Beliau ketika bercukur dimulai dari sebelah kanan, kemudian diberikan rambut itu pada sahabat, ntuk apa? Untuk ambil berkah rambut beliau. Dalam riwayat lain Nabi Muhammad SAW bersabda: “Berikan kepada istri kamu (Ummu Sulaim) Kemudian letakkan disuatu tempat yang didalamnya diisi minyak wangi” Tak ada yang mengatakan syirik  kepada Ummu Sulaim dan Abu Tholhah, yang menyuruh adalah Rasulullah. Barokah / Berkah itu kebaikan yang diletakkan oleh Allah melalui sesuatu. Nbi Muhammad SAW mengajarkan kita mengambil berkah melalui ka’bah dengan mencium Hajr Aswat. Apa itu hikmah cium Hajr Aswat? Mencari kebaikan dari Allah yang diletakkan melalui Hajr Aswat, bukan mencari kebaikan dari Hajr Aswat. Tidak ada yang mendatangkan berkah kecuali Allah SWT.

Khalid bin Walid, ketika baginda nabi SAW mencukur rambutnya bagian depan, rambut beliau disimpan oleh khalid untuk disimpan disongkoknya. “Saya simpan dalam songkok setiap kali saya perang. Setiap kali saya gunakannya untuk perang, Allah bagi rizki kemenangan pada saya” Khalid tidak berkata “Ini rambut bagi kemenangan untu aku” Tetap Allah yang memberi kemenangan, sebab kebaikan datangnya dari Allah yang diletakkan seperti pada Ka’bah, rambut nabi, baju nabi, Hajr Aswat, pada orang, pada tempat-tempat yang diberkati lainnya. Apakah ada tempat yang berkat? Ada, Nabi Muhammad SAW bersabda: “Allohumma bariklana fi syamina wa fi yamanina (Ya Allah berkahi berkati negeri Syam kami dan Negeri Yaman kami)”

Lalu, adakah orang yang berkat? Ada, dalam hadits bukhori, suatu hari tentara kaum muslimin kalah dalam perang, kemudian salah seorang dari mereka berkata: “Adakah diantara kalian orang yang pernah melihat rasulullah?” kemudian ada salah seorang yang mengaku, maka orang itu diletakkan di depan untuk membawa bendera, dan Allah bagi mereka kemenangan. Awalnya mereka kalah, tapi cara yang mereka ambil adalah melalui orang yang berkat, siapa itu? orang yang pernah melihat rasulullah. Perang yang selanjutnya kaum muslimin kalah lagi, kemudian ditanya dengan pertanyaan yang sama, tapi tak ada yang menjawab. kemudian ditanya lagi: “Adakah orang yang pernah melihat orang yang pernah melihat rasulullah?” karna ada, maka diletakkan di depan, dan menang lagi. Datang lagi peperangan, kaum muslimin kalah lagi. ditanya pertanyaan yang sama tak ada yang menjawab sampai akhirnya muncul pertanyan: “Adakah diantara kalian orang yang melihat kepada orang yang melihat kepada orang yang melihat kepada rasulullah?” Dijawab ada, maka majulah dia dan diberi kemenangan. Ini kisah ada di hadits bukhori. Intinya semua manfaat itu datangnya dari Allah SWT

(Habib Ali Zaenal Abidin Al Hamid - Darul Murtadza)

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Mencai Air Wudhu dan Mengambil Barokah"

Post a Comment