Lari Dari Fitnah Akhir Zaman
"Maka oleh karena itu,
segeralah berlari kepada Allah, sesungguhnya saya adalah pemberi peringatan
yang terang - dari Allah padamu." (adz-Dzariyat: 50)
Bab ini menceritakan tentang menyendiri
(uzlah) untuk beribadah, menyendiri untuk mengelakkan diri dari fitnah yang
mengancam agama. Salah seorang ulama dari bani israil yang beruzlah untuk
mengabdikan diri beribadah kepada Allah SWT. Kemudian Allah mengutus malaikat
untuk menurunkan azab kepada masyarakat disitu. Ketika malaikat hendak
menurunkan azab, malaikat tertanya-tanya “Bagaimana aku akan menurunkan azab
sementara ada 1 orang shaleh yang masih menyembah kepada Allah?” Kemudian malaikat
ini mengadukan kepada Allah. Allah menjawab: “Berikan azab itu kepada dia
(orang sholeh) dulu sebelum yang lain, sebab dia melihat benda yangmunkar tapi
dia tak peduli” Walaupun zahirnya dia beribadah, tapi dia diam kepada
kemunkaran maka dia juga telah melakukan kemunkaran dan terkena azab juga.
Bilamana seseorang melihat hal-hal yang munkar dia mampu untuk memberitahu,
menyampaikan tapi dia tidak melakukan maka dia juga akan dihukum Allah
juga.
Allah berfirman dalam Al Qur’an: “Telah
dilaknat oleh Allah daripada kalangan Bani Israil melalui lisan Nabi Daud dan
juga Isa anak Maryam disebabkan mereka tidak mencegah perkara munkar yang
dilakukan di hadapan mereka”
Konsepnya adalah “Siapa yang tengok benda
munkar maka bersihkan dengan tangannya” Maksudnya dengan tangan itu
bukan dengan kita bawa kayu baseball lalu kita pukul. Yakni dengan kuasa kita
untuk menggunakan kekuasan kita mencegah kemunkaran, mulai dari rumah. Ayah /
Ibu dengan kuasanya mencegah supaya tak ada benda munkar masuk ke rumah, supaya
anak tak buat perkara maksiat. Jadi kemunkaran tak mesti dalam peringkat
negara, tapi bisa dalam office, kedai, sekolah. Cegahlah kemunkaran sejauh mana
kuasanya. Kalau tak bisa dengan kuasanya dengan lisannya, kalau tak bisa dengan
lisan maka dengan hati.
Adapun orang beruzlah karena keadaan zaman
yang rusak, yang keadaan mengancam aqidah agama kita, maka perlu kita beruzlah,
bukan untuk tidak peduli tapi supaya kita tidak terjerumus ke dalam kerusakan /
fitnah tersebut. Oleh karena itu uzlah bisa jadi sebuah ibadah bila uzlahnya
itu untuk mengelakkan diri dari fitnah yang mengancam pada aqidah kita
595. Dari Sa'ad bin Abu Waqqash r.a.,
katanya: "Saya mendengar Rasulullah s.a.w. bersabda: "Sesungguhnya
Allah itu cinta kepada hamba yang bertaqwa serta kaya dan tersembunyi – yakni
tidak sebagai orang masyhur dan tidak dikenal orang karena tidak mempunyai
kedudukan." (Riwayat Muslim)
Hamba yang bertakwa dan kaya. Kaya disini
ada 2 makna; Pertama, Kaya zahir. Dia menggunakan kekayaannya untuk
ibadah kepada Allah dan tidak sibuk dengan kekayaannya. Kedua, Kaya
batin. Nabi SAW bersabda: “Bukan kaya iu dari segi kebendaan, tapi kaya itu
kaya hati”
Dahulu ada adik beradik, yang mana si adik
ini miskin hidup di kampung. Setiap hari adiknya pergi ke sungai memancing ikan
untuk dia makan. Kakaknya / Abangnya tinggal di kota. Suatu hari adiknya mengutus
muridnya agar menemui abangnya di kota untuk supaya abangnya memberi nasehat
kepada adiknya. Berangkatlah murid dari adiknya ini menuju ke kota. Murid ini
sampai ke rumah abangnya, dia melihat rumah abang gurunya bagus mewah. dia
tertanya-tanya “Eh...betul kah ini rumah abang guruku? adiknya di kampung
tinggal di gubuk, abangnya rumahnya bagus?” Kemudian murid ini bertemu dengan
abangnya dan mengatakan: “Wahai tuan, aku kemari disini untuk menyampaikan
salam dari guruku dan dia minta nasehat kepadamu” Lalu abangnya ini berkata:
“Sampaikan nasehat ini pada adikq, Jangan dia cinta dunia” Murid ini pun
berkata dalam hati “Eh... bukankah nasehat itu patutnya untuk dia kah?
sedangkan adiknya tu tinggal di gubuk saja” Akhirnya murid ini pulang dengan
geram. Jumpalah dia dengan gurunya, lalu dia sampaikan nasehat dari abangnya:
“Apalah abang awak itu, awak dipesan untuk jangan cinta dunia” Lalu si adik /
gurunya itu menangis. Si murid inipun pening kepalanya lihat gurunya menangis.
Kemudian murid ini bertanya: “Guru... bukankah nasehat tadi itu sepatutnya
ditujukan pada dia sendiri (abang gurunya)
bukan kepada guru?” Kemudian gurunya menjawab: “Wahai muridku... abangku
tidak cinta dunia, dunia yang cinta kepadanya. Abangku kalau dunia (harta) nya
hilang dalam sekelip mata, maka tak berganjak sedikitpun keimanananya kepada
Allah SWT. Sedangkan aku setiap hari masih tertanya-tanya esok aku memancing
ikan dapat / tak dapat” Si murid mengukur kekayaan dari segi zahir bukan yang
didalam (batin). Maka benarlah sabda nabi diatas tadi
596. Dari Abu Said al-Khudri r.a.,
katanya: "Ada seorang lelaki berkata: "Manakah orang yang paling
utama itu, ya Rasulullah?" Beliau s.a.w. bersabda: "Yaitu
seorang mu'min yang berjihad dengan badannya dan hartanya fi-sabilillah."
Kemudian orang itu bertanya lagi: "Selanjutnya siapakah?"
Beliau s.a.w. bersabda: "Kemudian seorang yang memencilkan dirinya
dalam suatu jalanan di gunung - maksudnya suatu tempat di antara dua gunung
yang dapat digunakan sebagai kediaman - dari beberapa tempat di gunung, untuk
menyembah kepada Tuhannya."
597. Dari Abu Said al-Khudri r.a. pula,
katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda: "Hampir saja bahwasanya
sebaik-baik harta seseorang Muslim itu ialah kambing yang diikutinya sampai ke
puncak gunung serta tempat-tempat hujan - yaitu tempat-tempat yang banyak
rumputnya. Orang itu lari ke sana dengan membawa agamanya karena takut adanya
beberapa macam fitnah." (Riwayat Bukhari)
Disini beliau menyebutkan sebab mengapa
seseorang beruzlah yakni takut terjadi fitnah yang mengancam agama. Zaman kita
sekarang dah muncul tanda-tandanya, menjual agama dengan sedikit keduniaan.
Sekarang ini apa yang tidak ada dalam perkara-perkara munkar? bahkan menunut
untuk berbuat munkar. Baginda Nabi SAW: “Bilamana datang suatu zaman nanti,
orang akan meninggalkan menyuruh kepada yang baik dan mencegah kepada yang
munkar.” Sahabat bertanya: “Zaman itu kan terjadi wahai Rasulullah?” Beliau
jwab: “Bahkan yang lebih buruk akan terjadi.” Sahabat kembali bertanya: “Apa
saja yang lebih buruk?” Beliau jawab: “Orang akan menyuruh kepada yang munkar
dan mencegah kepada yang ma’ruf, dan akan ada yang lebib buruk” “Apa itu ya
Rasulullah?”, kata Sahabat. Beliau menjawab: “Orang melihat benda munkar
menjadi baik, benda baik menjadi munkar” Sekarang zaman itu berlaku pada kita.
Kita ini hidup di akhir zaman. Kalau tak bisa selamatkan orang lain selamatkan
diri sendiri. Baginda SAW ditanya sahabat: “Ya Rasulullah, bilamana zaman yang
rusak itu terjadi, bagaimana kita selamat?” Rasulullah berkata: “Jaga mulut
kamu” Ya, ini lidah yang gatal ingin bercakap baik bercakap dengan mulut,
rekaman atau lewat tangannya yang gatal komen tak baik di facebook. Kemudian
Nabi melanjutkan “Cukup kamu di rumah, jangan keluar” Sebab kalau keluar bisa
tergelinjir ke dalam fitnah, rumah yang walau hanya 1 bilik itu lebih selamat
daripada dunia yang luas ini. Lebih baik hidup di gunung sana dengan kemah mu
dengan apa saja yang kamu bawa yang membolehkan kamu selamat dari fitnah dunia
ini
0 Response to "Lari Dari Fitnah Akhir Zaman"
Post a Comment