Pemurah Dalam Kebaikan


Adi bin Hatim meriwayatkan sabda Rasulullah: “Takutlah kamu kepada Allah walau sebelah daripada kurma.” Hadits inipunya 2 makna:

1. Mencari fadilah
  • Ingin mencari fadilah sedekah supaya terhindar dari neraka dan sifat kikir
  • Mencari fadilah sedekah supaya menjadikan benteng untuk masuk neraka walaupun separuh kurma. Karena harta yang tidak disedekahkan akan dipertanggung jawabkan oleh Allah
  • Jangan anggap remeh sedekah walau sedikit
Adi bin Hatim At Tho’i. Ayahnya Adi adalah Hatim At Tho’i adalah orang yang dermawan. Ia menjadi legenda di zaman itu. Sifat pemurah tidak disebutkan kecuali memory masyarakat arab saat itu akan merujuk kepada Hatim At Tho’i karena terlalumemiliki sifat pemurah. Dia hidup di zaman Rasulullah SAW akan tetapi tidak beriman kepada nabi Muhammad SAW, dan baginda nabi SAW menghargai sifat pemurah Hatim At Tho’I dengan beliau bersabda, ketika anak perempuan At Tho’I menjadi salah satu tawanan kaum muslimin. Perempaun itu memberitahukan kepada rasulullah bahwa dirinya adalah anak dari Hatim At Tho’i. Kemudian baginda Rasulullah bersabda: “Kalau ayah kamu beriman, aku akan mendoakannya dengan rahmat Allah SWT.” Artinya rasulullah menghargai nilai nilai murni yang ada pada Hatim At Tho’I dihargai oleh Nabi Muhammad SAW

Adi bi Hatim At Tho’I adalah anak dari Hatim At Tho’i yang beragama menyembah kepada berhala yang kemudia ia berpindah menjadi Kristen. Ia tidak mau beriman kepada rasulullah karena bencinya terhadap rasulullah. Adi berpindah ke negeri Syam dimana disana terdapat orang orang beragama kristen. Adi berkata: “Saya melihat agama ini (kristen) lebih buruk daripada agama orang orang arab di zaman jahiliyah” Kemudia ia pindah dari Syam menuju Madinah untuk berjumpa kepada nabi Muhammad SAW “Aku ingin test ini nabi, betulkah dia ini nabi atau dia inginkan tahta atau harta.”, kata Adi. Kemudian dia jumpa dengan nabi. Ketika ia berada diluar kemah, Rasulullah bertanya: “Adi bin Hatim?” dijawab oleh Adi: “Ya...” Lalu Adi dibawa oleh nabi menuju ke rumah rasulullah untuk dilayan karena rasulullah menghargai dan ingat kepada sifat yang dimiliki oleh ayah Adi walaupun tidak beriman kepada rasulullah.

Di tengah perjalanan, Adi melihat bahwa rasulullah dipanggil seorang perempuan tua. Rasulullah pun menghapirinya. Beliau berbicara lama dan ditunaikan apa hajat perempuan tua tersebut. Kejadian ini disaksikan oleh Adi bin Hatim. Ia berkata dalam hati: “Ini orang (Nabi Muhammad SAW) kalau ia inginkan tahta dan harta maka tak mungkin melayan, mendengar lama perempuan tua itu.” Maka Adi mendapat jawaban dari peristiwa tersebut yang mana beliau mau melayan orang orang tua, yang lemah, miskin dan memiliki sifat tawadhu’ tidak seperti orang orang yang ingin mencari kuasa ataupun harta. Sesampainya Adi di rumah nabi, beliau mengambil bantal yang biasa beliau buat duduk lalu diserahkan pada Adi bin Hatim. Kemudian Adi berkata: “Kamu lebih layak karna kamu tuan rumah.” Nabi menjawab: “Kamu lebih layak karna kamu tetamu.” Lihatlah betapa beliau tawadhu’ dan lebih mendahulukan orang lain walaupun kepada orang yang tidak beriman kepada Allah SWT. Kemudian Rasulullah bertanya kepada Adi: “Ya Adi, apa yang menghambatmu masuk kepada islam?” Maka setelah itu Adi langsung menjulurkan tangannya dan mengucapkan Syahadat.

Setelah Adi masuk kepada islam, Nabi Muhammad memberitahukan kepada Adi bahwa kelak ia akan memegang suatu kuasa di kerajaan Persia, sebab kelak kerajaan Persia akan runtuh. Ternyata benar, setalah beliau wafat, di zaman Umar bin Khattab kerajaan persia runtuh. Umar bin Khattab memanggil: “Mana Adi bin Hatim?” sebab beliau mengingati sabda Rasulullah yang dulu disampaikan kepada Adi.

Siti Aisyah pernah memberikan 1 kurma kepada seorang fakir. Dia mengatakan: “Ya Aisyah, 1 saja?” Kata Siti Aisyah: ”Kamu tidak tau kah bahwa Allah berfirman “orang yang beramal walau sebiji zarah akan mendapat balasannya?” Subhanallah jauh pandangan Aisyah, karna dia diajar langsung oleh orang yang juga jauh pandangannya yakni Nabi Muhammad.

Kita sebagai kepala rumah tangga mesti juga berkongsi / membagi ilmu kepada istri dan anak kita, supaya ilmu yang kita dapat itu juga didapat oleh keluarga kita. Kalau tak bisa jadi ustadz yang ceramah di mimbar, jadilah penceramah di rumah kita. Hadir Mjelis taklim dimana saja, balik ke rumah ceritakan pada keluarga. Tapi sampaikan yang betul, jangan dikarang karang dengan otaknya. Apa yang dia dengar dan jelas lalu sampaikan, kalau tak jelas jangan sampaikan dulu.

2. Jangan sampai masuk perut kamu walau sebelah kurma, yang mana bila masuk akan bercampur dengan darah kamu, daging kamu berupa makanan yang berasal dari sumber haram yang juga akan membuatmu dihukum

Sayyidina Abubakar, beliau ini orang yang wara’ yang ingin tau sumber makanannya berasal darimana.. Suatu hari Hamba sahayanya lupa tidak memberitahu beliau tentang sumber makanan yang beliau makan. Setelah dimakan, beliau bertanya: “Darimana makanan ini?” hamba sahayanya mengatakan bahwa makanan itu dari orang yahudi. Maka beliau langsung memasukkan tangannya ke dalam mulut untuk memuntahkan makanan yang terlanjur dimakan. Hamba sahayanya mengatakan pada beliau: “Wahai tuanku, kamu hampir saja mencelakakan diri kamu sendiri.” Sayyidina Abubakar mengatakan: “Demi Allah, makanan itu kalau tak keluar kecuali sekali dengan nyawaku, maka akan kukeluarkan walaupun dengan nyawaku. Akan tetapi untuk kubiarkan darah daging dalam tubuhku bercampur dengan sumber yang haram, maka aku tak layak dihukum neraka oleh Allah setelah aku mendengar “Setiap daging yang tumbuh dari makanan yang haram, maka ia layak dihukum nerakja oleh Allah.” “ Subhanallah, Sayyidina ABubakar adalah 10 orang yang sudah mendapat jaminan surga, akan tetapi beliau tidak sombong dengan tidak mengatakan: “Ha, kunci surga ditangan aku, kita bisa enjoy apa saja.” Tapi beliau tidak, semakin diangkat derajatnya, semakin takut pada Allah SWT.

Maka hati-hatilah anda degan sumber rezeki, karna anda akan memberi makanan kepada anak anak anda dan keluarga. Jadikanlah makanan itu bersih maka itu akan jadi penawar kepada penyakit. “Perbaiki makanan kamu, maka kamu berdoa akan dikabul oleh Allah SWT.” Tapi, zaman kita sekarang orang-orang bermacam-macam sikapnya, entah coklatnya dipilih dari yang haram, entah apalagi yang dibuat. Sebab apa? Sebab kita sebagai orang islam tidak punya produk sendiri yang bisa dimanfaatkan oleh orang islam sehingga orang bukan islam memanfaatkan kita.

Dari Jabir R.hum, katanya: “Tidak pernah Rasulullah diminta sesuatu lalu menolak yakni berkata tidak.” (Bukhari-Muslim). Baginda SAW tidak pernah kata tidak pada orang. Datang orang minta diberi, kalau tak ada dijawab baik-baik. Kalau kita “Lagi-lagi kamu... lagi-lagi kamu, seperti tak ada orang lain yang datang ke rumah saya!” Kita ini kadang-kadang ada orang ketuk rumah, “Ini orang semalam datang lah.” Besoknya dia ketuk lagi “Dah 2x dia datang.” Sudah berkali kali datang kita pun geram juga, “Esok jangan datang!” Dhoif kita ini, padahal kita bagi Rp 1.000 atau 2000 oke, tapi karna kita ini tidak siap berhadapan dengan orang yang sikapnya tidak baik, sehingga kita tidak lagi melihat berapa yang kita beri, tapi melihat geramnya kita pada orang itu.

Dari Abu Hurairah, Rasulullah telah bersabda, “Tidak ada hari ketika seorang hamba memasuki waktu pagi kecuali malaikat berdoa. Salah satunya berdoa, ‘Ya Allah, berilah kepada orang yang berinfaq gantinya’, sedangkan malaikat yang satunya berdoa, ‘Ya Allah berikan kepada orang yang pelit sebuah kehancuran.” (HR Bukhari Muslim).  Artinya Allah ingin beri tahu: “Ya mukmin, setiap pagi aku turunkan 2 malaikat yang khusus untuk kamu, mereka tak turun kebumi kecuali khusus untuk berdoa saja, kepada siapa? kepada orang yang berinfaq.” Berinfaq disini maksudnya adalah infaq yang wajib (zakat), sedekah nadzar ataupun sedekah biasa. Tapi bukan berarti orang yang tidak bersedekah akan didoakan buruk oleh malaikat, tidak begitu. Orang yang tidak punya sesuatu untuk diberi / yang tidak ada peluang untuk memberi, maka orang tersebut tidak termasuk dalam orang yang didoakan kehancuran. Tapi orang yang pelit, kikir dan berat memberi karena takut miskin maka orang seperti ini yang didoakan kehancuran oleh malaikat.

Hadits ini mengajarkan kita supaya setiap hari kita berniat bersedekah walaupun Rp 1.000, walaupun Rp 500. Buat tabungan di rumah. Tuliskan ‘Tabungan Sedekah Harian Doa Malaikat’ kalau setiap hari kita tak bisa beri Rp 10.000, masukkan di tabungan Rp 1000. Nanti 10 hari Rp 10.000, 1 bulan Rp 30.000 berikan... Supaya melatih diri untuk berjiwa pemurah dan mendapatkan keberkahan doa malaikat. Tapi kalau sudah ditabung dimasukkan jangan dibuka lagi, nanti dapat barokah doa, biasakan seperti itu
Dari Abu Hurairah R.hum, Rasulullah bersabda: “Allah SWT berfirman, Berbelanjalah wahai adam, niscaya kami memberi belanja kepadamu.” Ini ganti dari Allah SWT, kamu bagi aku bagi, berapapun kita bagi maka itupula yang akan diberi oleh Allah SWT. Jadi kalau kita memberi pada orang lain, jangan kita lihat berapa yang kita beri, tapi lihatlah berapa yang kita dapat dari Allah SWT, baru kita anggap kecil yang kita beri. Tapi kalau kita melihat berapa yang kita beri “Wuih... banyak ini” kalau yang dilihat yang diberi Allah SWT maka seperti orang berdagang. Dia dapat barang Rp 1.000 lalu dijual dapat Rp 100.000, maka ia tak akan melihat yang Rp 1.000 tadi, tapi dia melihat Rp 100.000 yang akan dia dapat. Seperti itulah dia berdagang dengan Allah SWT, jangan lihat yang kita keluarkan tapi lihat berapa yang Allah akan berikan

(Habib Ali Zaenal Abidin Al Hamid - Darul Murtadza)

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Pemurah Dalam Kebaikan"

Post a Comment